Sampai dengan hari raya Idul Fitri, Mitsubishi Outlander Sport tipe PX ini lebih banyak kami gunakan di dalam kota Jakarta.
Aplikasi transmisi CVT membuatnya terasa nyaman dikemudikan santai di lengangnya jalan ibukota.
Barulah pada hari ke-4 Lebaran, Medium SUV ini kami ajak menuju kota Kembang. Namun sebelumnya, kami ingin melihat gunung Tangkuban Perahu yang terkenal itu.
Perjalanan pagi hari via tol Cikampek masih sangat lengang. SUV seharga Rp 335 juta ini terasa nyaman dan santai saat cruising di tol. Di kecepatan 100 km/jam, mesin hanya berputar 1.900 rpm.
Keluar pintu tol Sadang, perjalanan kami lanjutkan melalui Subang. Terbiasa dengan pola menginjak gas santai, Outlander Sport terasa kurang cekatan saat kickdown. Inilah risiko dari mesin yang sudah mengadopsi sistem throttle by wire. Karakter dan respons mesin berikut transmisi merekam dan mengikuti pola yang biasa dilakukan pengemudinya.
Kami pun ‘merusak’ karakter halus tersebut dengan menginjak pedal gas lebih agresif, terutama saat overtaking. Respons transmisi terasa lebih cekatan. Perbandingan sabuk yang diberikan lebih sesuai dengan kebutuhan pengemudi. Walau sayang, terdapat jeda di awal pergantian rasio tersebut yang dirasa cukup mengganggu.
Sempat macet karena ada kecelakaan, beberapa persimpangan, dan pintu masuk tempat wisata Sari Ater, tibalah kami di kawasan gunung Tangkuban Perahu. Menyusuri deretan pohon pinus yang asri, mobil meliuk mengikuti jalan menanjak.
Drama terjadi saat kami tinggal 1,2 km lagi dari kawah Ratu di puncak gunung tersebut. Antrean panjang mengular. Mobil hanya bisa beringsut sangat perlahan. Setelah 2 jam, akhirnya kami tiba di puncak gunung tersebut.
Masalah klasik mendera. Sepeda motor bergerak dan parkir seenaknya sehingga memacetkan jalan. Lahan parkir pun terbatas. Untungnya, terdapat petugas yang secara tegas mengatur arus dan parkir. Kelelahan ditebus oleh hawa sejuk khas pegunungan dan panorama kawah Ratu nun jauh di bawah sana.
Perjalanan kami lanjutkan menuju kota Bandung via Lembang. Tidak seperti biasanya, sore itu jalan kota Bandung cukup sepi. Kami pun tidak kesulitan saat bertandang ke Dago, jalan Riau, dan seputaran gedung Sate.
Malamnya kami langsung kembali ke Jakarta. Tol Cipularang cukup sepi. Namun masuk Km 73, kemacetan terjadi imbas dari pertemuan arus dengan tol Cikampek di Km 68. Lepas dari situ, walau cukup padat, jalan hingga rumah terbilang lancar. – Mitsubishi Bandung